Selasa, 19 Februari 2013

Dhia, pengen belajar bikin Blog !!

Hai teman-teman !!
Nama ku Dhia !
Siswa SMPN1 Nganjuk !
Aku masih baru belajar bikin blog jadi belum tau banyak tentang blog !!

Kasih Saran apa aja tentang blog ku ini ya ???

Mungkin bahasa ku disini juga masih kaku !!
Maklum baru pertama kali dan aku masih kelas satu SMP sekarang !! ^__^

Harap maklum ya ??
Jangan lupa beri usul !! Thanks :)

Asal Mula Tarik Kecak Bali dan Singkat Ceritanya



Tak diketahui secara pasti dari mana tari kecak berasal dan dimana pertama kali berkembang, namun ada suatu macam kesepakatan pada masyarakat Bali, Kecak pertama kali berkembang menjadi seni pertujukan di Bona, Gianyar, sebagai pengetahuan tambahan, kecak pada awalnya merupakan suatu tembang atau musik yang dihasil dari perpaduan suara yang membentuk melodi yang biasanya dipakai untuk mengiringi Tari Sanghyang yang disakralkan. Dan hanya dapat dipentaskan di dalam pura. Kemudian pada awal tahun 1930an seniman dari desa Bona, Gianyar mencoba untuk mengembangkan tarian kecak dengan mengambil bagian cerita Ramayana yang didramatarikan sebagai pengganti Tari Sanghyang sehingga tari ini akhirnya bisa dipertontontan di depan umum sebagai seni pertunjukan. Bagian cerita Ramayana yang diambil pertama adalah dimana saat Dewi Sita diculik oleh Raja Rahwana.


Perkembangan Tari Kecak Di Bali

      Tari Kecak di Bali mengalami terus mengalami perubahan dan perkembangan sejak tahun 1970-an. Perkembangan yang bisa dilihat adalah dari segi cerita dan pementasan. Dari segi cerita untuk pementasan tidak hanya berpatokan pada satu bagian dari Ramayana tapi juga bagian bagian cerita yang lain dari Ramayana. Kemudian dari segi pementasan juga mulai mengalami perkembangan tidak hanya ditemui di satu tempat seperti Desa Bona, Gianyar namun juga desa desa yang lain di Bali mulai mengembangkan tari kecak sehingga di seluruh Bali terdapat puluhan group kecak dimana anggotanya biasanya para anggota banjar. Kegiatan kegiatan seperti festival tari Kecak juga sering dilaksanakan di Bali baik oleh pemerintah atau pun oleh sekolah seni yang ada di Bali. Serta dari jumlah penari terbanyak yang pernah dipentaskan dalam tari kecak tercatat pada tahun 1979 dimana melibatkan 500 orang penari. Pada saat itu dipentaskan kecak dengan mengambil cerita dari Mahabrata.

Namun rekor ini dipecahkan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan  yang menyelenggarakan kecak kolosal dengan 5000 penari pada tanggal 29 September 2006, di Tanah Lot, Tabanan Bali.



Pola Tari Kecak

     Sebagai suatu pertunjukan tari kecak didukung oleh beberapa factor yang sangat penting, Lebih lebih dalam pertunjukan kecak ini menyajikan tarian sebagai pengantar cerita, tentu musik sangat vital untuk mengiringi lenggak lenggok penari. Namun dalam dalam Tari Kecak musik dihasilkan dari perpaduan suara angota cak yang berjumlah sekitar 50 – 70 orang semuanya akan membuat musik secara akapela, seorang akan bertindak sebagai pemimpin yang memberika nada awal seorang lagi bertindak sebagai penekan yang bertugas memberikan tekanan nada tinggi atau rendah seorang bertindak sebagai penembang solo, dan sorang lagi akan bertindak sebagai ki dalang yang mengantarkan alur cerita. Penari dalam tari kecak dalam gerakannya tidak mestinya mengikuti pakem-pakem tari yang diiringi oleh gamelan. Jadi dalam tari kecak ini gerak tubuh penari lebih santai karena yang diutamakan adalah jalan cerita dan perpaduan suara.





Secara singkat ceritanya adalah sebagai berikut:
     Karena akal jahat Dewi Kakayi (ibu tiri), Sri Rama, putera mahkota yang sah dari kerajaan Ayodya , diasingkan dari istana ayahandanya Sang Prabu Dasarata. Dengan ditemani adik laki-lakinya (laksamana) serta istrinya (Dewi Sita) yang setia, Sri Rama pergi ke hutan Dandaka. Pada saat mereka berada di hutan, mereka diketahui oleh Prabu Dasamuka (Rahwana), seorang raja yang lalim, dan Rahwana pun terpikat oleh kecantikan Dewi Sita. Ia lalu membuat upaya untuk menculik Dewi Sita dengan dibantu oleh patihnya, Marica. Dengan kesaktiannya, Raksasa Marica menjelma menjadi seekor kijang emas yang cantik dan lincah. Dengan demikian maka mereka pun berhasil memisahkan Sita dari Rama dan Laksamana. Rahwana lalu menggunakan kesempatan ini untuk menculik Dewi Sita dan membawanya kabur ke Alengka Pura. Dengan mengadakan tipuan ini maka Rama dan Laksamana berusaha menolong Sita dari cengkraman raja yang kejam itu. Atas bantuan bala tentara kera di bawah panglima Hanoman maka mereka berhasil mengalahkan bala raksasa Rahwana yang dipimpin oleh Meganada outeranya sendiri. Akhirnya Rama berhasil merebut kembali istrinya dengan selamat.